Metamorfosis Cinta
Tulisan ini juga diposting di Kompasiana... :)
Friska Siallagan + Uli Elysabet Pardede (176)
Telur - Ulat…
Tuing… Tuing… Tuing… Aku ada di dalam
telur nich. Joget sana, joget sini. Telur yang hangat namun sudah sangat
membosankan untukku. Aku ingin teriak “Aku mau keluar! Aku mau keluar!”
Namun aku si telur kecil tak punya kelebihan untuk melakukan itu.
Aku memang sebutir telur kecil menunggu
untuk segera tetas. Dan akan memandangi dunia dengan senangnya, atau
mungkin dunia yang memandangi aku? Ah, lupakan… Aku hanya berharap jadi
ulat yang lucu terus ngesot sana, ngesot sini. Berkeliaran sama
teman-temanku di atas daun dan mendapati pucuk daun melati lalu. Hap!
Hmmm… Nyam… Nyam… Nyam… Aku kunyah sampai betul-betul lumat lalu
meluncur ke perut. Tuing!
Tapi hei lihat itu! Ada mahluk besar
yang disebut manusia yang jelita. Manusia itu sedang sendu. Kenapa dia
menangis yach? Hidup ini terlalu indah untuk ditangisi bukan? Tangannya
sedang menari-nari menulisi sebuah buku diari yang imut dan ingin
cium-cium saja buku diary imut itu.
Ulat mungil - Kepompong kokoh
Hmmm… bim salabim abrakadabra! Tuing!
Ya, Tuhan… Jadikanlah aku nantinya kepompong yang kuat… Amin… Lalu,
megal-megol lagi di dalam tempat yang seperti kantung tidur buat
orang-orang yang ingin kemping. Kepompong yang kuat, anti badai, anti
nyamuk dan anti septik. Semoga saja yah… Aku pun bertapa entah berapa
lama.
Hingga suatu ketika aku mengintip dari
dalam, sosok yang disebut manusia. Hei, manusia itu tak jelita melainkan
gagah. Sosok yang berbeda dari yang waktu itu. Dia sedang bermain gitar
dan bernyanyi lagunya lagu cinta tepat di bangku taman yang diduduki si
gadis diari itu.
“Hei… Kau dan gadis kemarin saling mengenal?”
Pekikku dari dalam kepompongku, namun dia tak mendengar aku malah dia
main gitar semakin kencang. Yah, mana mungkin dia mengerti bahasa ulat…
Hihihi…
Kepompong - Kupu-kupu yang Indah Hooaaammm… Cukup lama aku bertapa akhirnya. Buka sebelah kiri, buka sebelah kanan. Hei… Aku punya sayap. Wow… Wow… Kukepakkan sayapku walau aku masih berdiri di atas ranting pohon karena aku masih takut untuk terbang. Shelly tetangga si ulat jelek kini sedang mengepakkan sayapnya di hadapanku.
“Kamu keren sekali…”
“Kamu juga…”
Kukepakkan sayapku perlahan dan
perlahan, hampir aku jatuh dan melumat ke tanah yang berlumpur. Tapi
pada akhirnya aku bisa terbang. Asiiiikkk!!!!!!!! Aku senang sekali…
Tiba-tiba bangku taman yang kulihat kemarin kini dipenuhi dengan warna
yang lembut. Mungkin warna itu warna pink? Oh, mudah-mudahan aku tak
salah warna, maklumilah aku kupu-kupu yang kurang wawasan ini.
Pink! Pink! Pink! Wow!!!
Si gadis diary kemarin berjalan perlahan
sambil matanya ditutupi oleh kain putih. Dibelakangnya ada si lelaki
pemain gitar itu menuntun gadis itu. Beberapa menit kemudian penutup
mata itu di buka dan si gadis diari itu takjub melihat pink dan pink di
sekitarnya. Huft, aku hanya bisa membathin, “Ini konyol walau lumayan romantis!”
Hei… Hei… Aku mendengar mereka
bercakap-cakap serius. Si gadis diari matanya berbinar-binar sementara
si lelaki pemain gitar meremas jemari si gadis diari.
“Kamu cantik sekali…”
“Aha…”
“Akhirnya…”
“Akhirnya aku tak menangis lagi…”
“Hihi… Terimakasih telah mencintaiku, terimakasih juga telah mengijinkanku mencintaimu.”
Kiss!
Waaawww!!! Aku segera menutupi
pandnaganku menggunakan sayapku yang indah. Ciuman? Hmm, aku malu
melihatnya. Hihihihi… Walau pun so sweet.
Aku mengepakkan sayapku menantang udara dan berteriak. “Cinta…
Oh… Cinta… Terimakasih Tuhan atas pemandangan yang KAU beri begitu
indah padahal aku baru saja merasakan hidup yang sebetul-betulnya…”
***
Pesan untuk sepasang kekasih dari aku si kupu-kupu cantik jelita ini:
Hei wanita… Hapus airmatamu, lebih baik berdoa sama TUHAN pasti nanti dikau dipertemukan dengan cinta sejatimu…
Hei pria… Sanggupkah kau mengulur-ulur waktu dan membiarkan gadismu menangis? Cinta itu indah… So jangan tunda-tunda lagi.
Tuing!
Kupu-kupu hilang…
M2 ... Mirip nama girlband :D
BalasHapuskita khan emang girlband.... kowawa... kowawa... :p
BalasHapus