Postingan

KumCer Uli: "Semua Tentang Goresan Cinta"

Gambar
Judul : Semua Tentang Goresan Cinta Penulis : Uli Elysabet Pardede Tebal halaman : 115 halaman Harga : Rp. 33.000,00 Penerbit : Nulisbuku & Truepardede *** Akhirnya, KumCerku yang perdana terbit juga. Berkat kerjasama antara Nulisbuku sama TruePardede. Hihihi... Gaya banget, yuahh, aku... :) KumCer ini berisi tentang 11 kumpulan cerpenku yang ada di dunia maya maupun dunia nyata. Hihihi.  Beli, dong! Kalau mau pesan tinggal inbox ke admin@nulisbuku.com, yach: Dengan subjek : "Beli Kumcer Uli" Isinya: ======================= Judul "Semua tentang Goresan Cinta"  Jumlah yang mau kamu beli Nama kamu sendiri Alamat kamu sendiri Kode Pos daerah kamu sendiri No. HP kamu sendiri.   ======================== Atau bisa kok klik LINK INI , Terus klik "ADD TO CART"-nya. Thanks semuaaa... :)    *** Ayo, Friska. Kutunggu novelmu... :)

Metamorfosis Cinta

Gambar
Tulisan ini juga diposting di Kompasiana... :) Friska Siallagan + Uli Elysabet Pardede (176) Telur - Ulat… Tuing… Tuing… Tuing… Aku ada di dalam telur nich. Joget sana, joget sini. Telur yang hangat namun sudah sangat membosankan untukku. Aku ingin teriak “Aku mau keluar! Aku mau keluar!” Namun aku si telur kecil tak punya kelebihan untuk melakukan itu. Aku memang sebutir telur kecil menunggu untuk segera tetas. Dan akan memandangi dunia dengan senangnya, atau mungkin dunia yang memandangi aku? Ah, lupakan… Aku hanya berharap jadi ulat yang lucu terus ngesot sana, ngesot sini. Berkeliaran sama teman-temanku di atas daun dan mendapati pucuk daun melati lalu. Hap! Hmmm… Nyam… Nyam… Nyam… Aku kunyah sampai betul-betul lumat lalu meluncur ke perut. Tuing!

CerBung di Facebook

Gambar
Ini cerbung yang dibuat dengan asal-asalan, soalnya nulisnya juga di facebook... :p Yang penting jadi, hehe... Cekidooottt... *** "Kau tidak perlu melupakanku." Shilla terbangun dari mimpinya. Kata-kata barusan yang dia dengar dari alam mimpi begitu jelas dan terngiang-ngiang hingga kesekian kali. Shilla menatap sendu lemari yang berada di sudut ruangan. Lemari kaca yang menyimpan dunia lain. Dunia lain, tentang kisah cintanya dengan Ryo, Makhluk gagah penjaga taman peri. (Friska)

Someone hurts me

Aku adalah gadis normal dengan segala impian. Kenapa dirimu, yang kupikir akan menjadi perwujudan salah satu mimpiku, membangunkanku dengan kenyataan yang menyedihkan. Aku mencintaimu, kaulah pangeran impianku, dan aku takkan pernah memilikimu. "Kyaaa! Rio nembak aku, Mini..." Aku berharap dapat mengagetkan Mini yang ada di seberang. "Ah, yang benar. Kabar bagus, kamu harus datang ke sini. Kita musti ngobrol." Ucap Mini, kayaknya dia sedang bertelepon sambil melakukan sesuatu. Nyetrika mungkin? "Kamu yang mau dengar, kok aku yang ke sana sih?" Tanyaku sewot "Mau didengar ga ceritanya? Aku lagi sibuk ney!" Ucap Mini cuek. "Sibuk ngapain sih?" "Nyetrika." Ya 'kan, benar. Anak ini memang paling suka menyetrika.

Cinta yang Terlalu Diam

Tahukah kau? Aku juga mencintaimu dan terasa perasaan ini sangat dalam untukmu. Namun kau pun diam saja tak melakukan apa-apa. Dan apakah kau kira aku akan menghampirimu dan menyatakannya? Aku takkan berbuat apa-apa. Sadarilah aku wanita. "Li..." Panggilmu suatu ketika dan aku pun segera menoleh berharap kata darimu. Ya, memang ada kata darimu. "Ini bukumu terjatuh," Katamu padaku sambil mengulurkan buku usang itu padaku. Aku segera menerimanya dan mengambil pembicaraan lain agar kau sedikit lama di depanku. "Kau tahu ini buku apa?," Tanyaku padamu. Aku bisa melihat wajahmu yang kemerah-merahan itu. Kau menggeleng pelan. "Ini diaryku, Rio..." Jawabku. "Ini..." Tiba-tiba kau memotong kalimatku. "Iya... aku tahu tadi aku sempat mengintip. Dan aku sadar aku sebenarnya tak ingin tahu. Maaf, aku harus pergi." Kau bilang begitu dan berlalu dari hadapanku. Hancur hatiku kau buat dan aku ingin menangis. Kena

Gadis Yang Tak Ku Tahu Namanya

Aku memperhatikan gadis yang ada di sampingku. seragam putih abu-abunya terlihat sangat kontras dengan seragam kerjaku. Aku bukan memperhatikan bajunya, tapi melihat tingkahnya. Matanya terus saja menatap lelaki separuh baya yang ada di depannya. Apa yang menarik yang ada pada lelaki itu sehingga sehingga dia tidak pernah melepaskan pandangannya. Lelaki separuh baya itu meletakkan bungkusan plastik berisi makanan yang bermerk. Lelaki itu memandangi bungkusan itu dan terkadang tersenyum. Kulihat gadis itu sepertinya ingin membuka percakapan dengan lelaki separuh baya tersebut. “Oleh-oleh buat anak bapak ya?” ucap gadis itu pelan-pelan.

Kiss me, Ryan!

"Ga pacaran namanya kalau ga ciuman sama pelukan." Ucapan Eva terngiang-ngiang di kepalaku. Apa memang benar? Aku masih ingat kerlingan nakalnya kepadaku saat dia mengatakan hal itu ketika kami duduk bersama di teras rumahku. Dan kemudian dia memaksaku mengatakan kalau aku sudah pernah melakukannya. Terang saja aku mengatakan tidak pernah, walau dia terus mendesakku karena memang aku tidak pernah melakukannya. Aku benar tidak pernah melakukannya, melakukannya dengan Ryan, hal itu tidak pernah terjadi. Pikiranku melandas pada wajah pacar pertamaku itu. Dia adalah seorang lelaki yang manis dan baik hati. Dia juga seorang cowok yang bertanggung jawab. Walau temannya sering merendahkan kepribadiannya, mengatakan dia terlampau baik, ataupun naif, Aku yakin Ryan benar-benar akan memegang kepribadiannya itu. Dia baik, makanya dia tidak pernah memeluk ataupun menciumku. Bukan karena dia seorang pecundang, tapi dia memang benar-benar menjaga pe